Virus rabies yang terdapat di Taiwan sebagian besar berasal dari musang (ferret badgers), dan mulai terdeteksi keberadaannya pada tahun 2013. Menindaklanjuti masalah tersebut sejak tahun 2014 Taiwan telah secara aktif menjalin kerja sama dengan Organization for Animal Health (OIE), yaitu dengan menandatangani MOU kerja sama di bidang pengujian patogenisitas virus rabies antara Institut Penelitian Kesehatan Hewan COA (Animal Health Research Institute, AHRI) dengan OIE Reference Laboratory for Rabies.
Tahun lalu telah dilakukan evaluasi keamanan dan efektivitas terhadap vaksin rabies yang diberikan secara oral kepada musang Taiwan, dan selama 180 hari pengamatan, 15 ekor musang yang telah divaksin tidak memperlihatkan adanya gejala terjangkit virus rabies.
Dalam proses penelitian para ilmuwan AHRI juga telah mencoba menggunakan berbagai bahan seperti telur, daging sapi dan daging babi untuk melakukan percobaan dan mengembangkan vaksin rabies oral, serta menguji keamanan vaksin tersebut pada musang jenis Paguma Larvata. Penelitian ini diperkirakan akan membuahkan hasil pada tahun 2019 atau 2020 mendatang.
Dibutuhkan waktu sekitar 10-20 tahun untuk menghilangkan rabies di Perancis setelah vaksin rabies yang aman dan ampuh ditemukan. Namun karena luas Taiwan yang lebih kecil, dan habitat musang Taiwan kebanyakan hidup di perbukitan rendah, upaya untuk mengeliminasi virus rabies di Taiwan dapat terjadi dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Pada bulan Juni 2018, AHRI telah menandatangani perjanjian kerjasama (Twinning Project) dengan Nancy Laboratory for Rabies and Wildlife di Perancis untuk meningkatkan kapasitas dan keahlian, serta membantu AHRI agar institut penelitian tersebut dapat menjadi salah satu laboratorium referensi OIE di bidang penanganan rabies. Sehingga di masa yang akan datang dapat membantu negara-negara anggota OIE untuk melakukan diagnosa rabies, pelatihan, pengujian kemampuan dan lain-lain.